Penembakan gas airmata berpangkat perwira polisi, sehingga berubah menjadi berdara, tangkap
Jakarta, posbogor.com
Para politik dan aktivis menyorot kembali, bahwa kematian ratusan orang di Kota Malang di sebabkan penembakan airmata, tidak idealogis. kamis (13/10)
Penembakan gas airmata berpangkat perwira polisi, sehingga berubah menjadi berdara dan tangisan para ibu-ibu, perlu proses hukum.
Dengan di tembaknya Gas Airmsta itu, para sporter antara kedua pemain saling menyelamatkan diri dari penrmbakan terbut.
Sehingga ad yang jatuh saat menyelamatkan diri dan di injak-injak, lalu tewas di tempat.
“Kami minta para pihak kapolri usut tuntas masalah yang perintah tembak gas airmata”, kata Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni
Kata Ahmad Sahroni hatus ada prnyelidikan dan kematian dan yNg terlibat silahkan di prosres sesuai hukum yang betlaku.
“Kami harap dan saya menilai tindakan sujud massal yang dilakukan Polres Malang merupakan bentuk tanggung jawab moral yang perlu dilakukan setelah kejadian kerusuhan di Stadion Kanjuruhan”, katanya pada Sabtu (1/10).
“Bagi saya langkah tanggung jawab moral seperti ini perlu dilakukan dan terlihat ketulusan mereka di seremonial ini.
Ini adalah ekspresi simpatik dan penyesalan tanpa arogansi jabatan yang jarang kita temui di negeri ini,” kata Sahroni di Jakarta, Rabu.
Dia mengapresiasi tindakan para polisi di Polres Malang tersebut namun penyidikan kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan harus terus berjalan.
Menurut dia, langkah yang dilakukan Polres Malang tersebut dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi Polri. Dikutip antara.com
“Saya harap sikap permintaan maaf ini benar-benar menjadi bukti keseriusan Polri untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan.
Diharapkan publik akan semakin yakin terhadap kinerja Polri,” ujarnya.
Deni / haryadi / netty / posb