Diduga pihak aparat polisi Metro Tangerang Kota belum tangkap penyelanggara PPSB tahun 2024, kini orang tua yang merasa di tipu, mau mengaduh kemana?.
Tangerang, posbogor.com
Diduga siswa yang sudah bayar uang masuk melalui Pendaftaran Penerimaan Siswa Baru (PPSB) belum selesai, bahkan di banyak yang terlibat di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 11 Kab. Tangerang-Sepatan, Banten belum selesai, kamis (15/08).
Diduga pihak aparat polisi Metro Tangerang Kota belum tangkap penyelanggara PPSB tahun 2024, kini orang tua yang merasa di tipu, mau mengaduh kemana?.
Bahkan ada dugaan yang terlibat didalamnya, oknum DPRD Kab. Tangerang, Komite dan calo pendidikan juga belum di usut oleh polisi.
Kini masalahnya PPSB kasus masuk siswa bayar 4 juta hingga 6 juta belum ketangkap, karena orang tua yang merasa tertipu belum terima, sampai saat ini.
Menurut informasi bahwa sempat Gaduh penerimaan siswa baru di SMAN 11 Sepatan tak ada abisnya selama penerimaan siswa didik baru lewat jalur prestasi masih di kuasai oknum anggota DPRD dan Komite.
Tiga siswi dari SMPN 1 Rajeg yang masuk ke SMAN 11 Sepatan lewat jalur prestasi harus merogoh kocek 6 juta sampai 8 juta.
Tidak tanggung-tanggung calo yang mendapat mangsa calon siswa langsung di minta berkasnya.
Masalah bayar belakangan yang penting siswanya di terima.
“Jangan takut ga di terima yang masukin anggota dewan”, ujar salah satu orang tua siswa menirukan calo sekolah yang mamasukan anaknya di sman11 Sepatan.
Menurut Suedih (40) warga Sepatan induk mengatakan, anaknya tidak diterima masuk SMAN 11 Kabupaten Tangerang melalu jalur Zonasi dan prestasi.
Setelah itu saya berusaha untuk menemui salah satu komite sekolah SMAN 11 Sepatan.
Berharap supaya anaknya dapat dibantu masuk sekolah SMAN 11 Sepatan.
Namun setelah bertemu Oknum Komite ternyata diminta sejumlah nominal uang sebesar 5 juta rupiah.
Suedih hanya bisa mengurut dada karena uang yang di minta oknum Komite sangat besar.
“Karena merasa tidak mampu dan tidak memiliki uang sebesar 5 juta Akhirnya saya menolak permintaan oknum tersebut,”Ujar Suedih kepada wartawan, belum lama ini.
Harapan Suedih (40) supaya anaknya bisa diterima sekolah negeri karena memang saya kurang mampu.
Setahun saya sekolah negeri itu gratis dan tidak ada bayaran sekolah pungutan seperti ini.
Di tempat terpisah salah satu waliurid yang tak mau namanya di sebutkan mengatakan anak saya masuk sini juga lewat guru yang menerima PPDB.
“Bayar pak ga ada yang gratis”, ujar wanita paruh baya ini.
Sekolah di buat negara, guru di gaji negara masuk sekolah harus bayar mahal.
Anak saya di terima sekolah favorit di Kota Tangerang. Karena tinggal saya di selatan kasian juga anaknya kalau brangkat jam 05.30 Wib pagi.
“Kalau disini kan bisa brangkat jam 06.30 Wib masih bisa sarapan”, ujarnya.
Menurut informasi, bahwa dikonfirmasi melalui via wapsat salah satu Komite sekolah SMAN 11 Kabupaten Tangerang ijul muluk tidak mengangkat teleponnya.
Kepada wartawan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tangerang Bibing Sudarman angkat bicara.
Terkait komite sekolah semestinya praktisi yang paling peduli pendidikan yang menjadi seorang komite dan tolong jangan hanya urusin PPDB aja kerjanya.
Bibing menantang awak media dipublis saja memang itu semua fakta yang ada di lapangan, Kebiasaan setiap PPDB selalu ribut penerimaan siswa.
“Apa lagi SMAN 11 Sepatan memang langganan pungli PPDB”, ujar Bibing.
(Prayitno)