Terkait peristiwa itu Menko Polhukam Mahfud MD dengan tegas mengatakan kerusuhan tersebut bukan dikarenakan tawuran antar suporter.
Mahfud MD Sebut Tragedi Stadion Kanjuruhan Bukan Bentrokan Suporter, BONEX tidak boleh nonton ke lapangan oleh Panpel, jumat (07/10).
Tragedi kemanusiaan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur menyedot perhatian Masyarakat bahkan sampai keluar negeri.
Dikabarkan 125 orang suprter Arema meninggal dunia usai pertandingan Antara Arema FC dan Persebaya Surabaya berakhir 2-3 di menangkan Persebaya.
Kerusuhan bermula dari kekalahan Arema FC yang memicu kekecewaan para Suporter Arema turun kelapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Setelah suporter Aremania masuk lapangan terjadi keributan,” disilah polisi menembakan gas air mata dari lapangan sampai ke tribun penonton.
Penonton yang di tribun panik Karna asap gas air mata yang di tembakan oleh aparat polisi dari tengah lapangan. Banyaknya asap gas air mata terhuruplewat hidung membuat pernapasan menjadi nyesek.
Disinilah mulai korban berjatuhan, dari dua tribun hanyaemggunakan 1 pintu keluar, itu pun pintu belum di buka oleh Panpel. Seperti di sengaja sama Panpel,” sudah banyak korban berjatuhan malah di diamin saja.
Dari tengah lapangan pun aparat polisi masih menembakan gas air mata.
Terkait peristiwa itu Menko Polhukam Mahfud MD dengan tegas mengatakan kerusuhan tersebut bukan dikarenakan tawuran antar suporter.
Karna suporter Persebaya dilarang menonton di stadion Kanjuruan Malang. Suporter BONEX tidak boleh menonton maupun datang ke lapanga Arema dalam laga Arema Vc Persebaya.
Mahfud menyebut banyaknya korban jiwa pada kejadian tersebut akibat saling berdesakan untuk keluar dari stadion sehingga sesak nafas dan terinjak injak injak, terhisapnya asap ga air mata dari hidung membuat gagal bernapas.
“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton.
Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema,” tegas Mahfud dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022) dikutip dari Kompas.com.
Informasi ini kata Mahfud MD ia dapatkan dari keterangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang telah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta.
Mahfud membeberkan sebelumnya pihak aparat keamanan telah mengantisipasi melalui koordinasi dengan pelaksanaan agar pertandingan dilakukan pada sore hari bukan malam hari.
Aparat juga sebelumnya telah mengimbau kepada pelaksana untuk menyesuaikan jumlah penonton dengan kapasitas stadion 38 ribu Orang .
“Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” sambung Mahfud.
Diakhir Mahfud mengucapkan Turut Berduka Cita kepada keluarga korban dan meminta keluarga korban untuk bersabar .
”Bersabar dan terus berkoordinasi dengan petugas pemerintah dan aparat dilapangan”tandasnya.
Suporter Aremania menyalahkan polisi yang menembakan gas air mata ke penonton yang ada di tribun atas. Mereka tidak tau apa apa kok di tembakin gas air mata.
Dari 2 tribun hanya ada 1 pintu yang belum di buka oleh Panpel.
Kalau Panpel sigap langsung buka pintu tribun mungkin korban tidak sampai segitu banyaknya ujarnya sambil menyeka air mata Karna tanya turut jadi korban dalam tragedi 1-10-22 Kanjuruan.
Arfaiz / posb